Gambar Sampul Bahasa Indonesia · e_BAB V KEPENDUDUKAN
Bahasa Indonesia · e_BAB V KEPENDUDUKAN
Demas, dkk

22/08/2021 08:52:05

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab V

~ Kependudukan

105

V

Pada bab kelima yang bertemakan kependudukan ini Anda akan mencapai beberapa tujuan

pembelajaran. Tujuan yang dimaksudkan yaitu:

1.

Anda akan berlatih mencatat pokok-pokok yang dibicarakan dalam diskusi panel atau seminar,

menulis rangkuman yang berisi pendapat atau saran yang muncul dalam diskusi panel atau

seminar, dan membatasi isi rangkuman dalam kelompok;

2.

Anda akan berlatih menuliskan pokok-pokok yang akan disampaikan secara berurutan,

mengemukakan ringkasan hasil penelitian, dan menjelaskan proses penelitian dengan kalimat

yang mudah dipahami;

3.

Anda akan berlatih membaca cepat ± 300 kata per menit, menjawab secara benar 75% dari

seluruh pertanyaan yang tersedia, dan mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan;

4.

Anda akan berlatih mendaftar pokok-pokok pikiran buku yang sudah dibaca, membuat

ringkasan dari seluruh buku, dan mendiskusikan ringkasan untuk mendapat masukan dari

teman.

KEPENDUDUKAN

MENDENGAR

BERBICARA

MEMBACA

MENULIS

Merangkum isi

pembicaraan

dalam suatu

diskusi atau

seminar

Menulis

rangkuman/

ringkasan

isi Buku

Mengungkapkan

pokok-pokok isi

teks dengan

membaca cepat 300

kata per menit

Mempresentasikan

hasil penelitian secara

runtut dengan

menggunakan bahasa

yang baik dan benar

KEPENDUDUKAN

Tujuan Pembelajaran

Peta Konsep

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

106

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibicarakan cara-cara merangkum isi pembicaraan dalam diskusi.

Setelah itu, kita akan berlatih mempresentasikan hasil penelitian. Selanjutnya,

dikemukakan pula teori membaca cepat sampai mampu mempraktikkan

pengungkapan pokok-pokok isi teks yang dibaca. Dan pada akhir bab ini, kita akan

berlatih merangkum isi buku.

A.

MENDENGARKAN DISKUSI ATAU SEMINAR

Sebuah diskusi atau seminar akan bermakna apabila setelah melakukan

aktivitas tersebut mengerti benar akan hasilnya. Oleh sebab itu, Anda perlu berlatih

untuk mencatat pokok-pokok yang dibicarakan dalam diskusi panel atau seminar,

menulis rangkuman yang berisi pendapat atau saran yang muncul dalam diskusi

panel atau seminar, dan membatasi isi rangkuman dalam kelompok.

1. Mencatat Pokok-Pokok yang Dibicarakan dalam Diskusi Panel

atau Seminar

Diskusi panel yaitu percakapan antara dua orang atau lebih yang

membicarakan satu masalah dalam satu waktu dengan pendapat atau latar

belakang ilmu yang berbeda. Diskusi panel ini dipandu oleh seorang moderator

yang bertugas membagi waktu bagi masing-masing narasumber untuk

mengungkapkan pendapatnya secara bergantian. Dalam diskusi panel ini peserta

dapat atau tidak diberikan waktu untuk bertanya kepada narasumber, hal ini

tergantung kepada moderator.

Seminar yaitu suatu pertemuan yang menghadirkan seorang narasumber

untuk membahas suatu masalah tertentu. Seminar dipandu oleh seorang moderator

yang bertugas membagi waktu dalam menyampaikan materi dari narasumber,

dan membagi waktu bagi para peserta seminar untuk menanggapi pendapat

yang telah disampaikan atau bertanya kepada narasumber. Antara narasumber

dan peserta seminar terjadi interaksi.

Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan ketika mencatat pokok-pokok

yang dibicarakan dalam diskusi panel dan seminar adalah:

a. mendengarkan apa yang dibicarakan oleh pembicara atau pemrasaran,

b. mencatat bagian pendahuluan, isi, dan penutupnya secara kronologis,

c. menulis hal-hal yang penting-penting saja,

d. menggunakan bahasa yang jelas, baik, dan benar,

e. memberikan kesimpulan.

Dalam menuliskan rangkuman diskusi panel atau seminar perlu Anda

perhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. tulislah rangkuman secara singkat dan jelas,

b. tulislah masalah-masalah pokok yang dibicarakan,

c.

gunakanlah kalimat berita dalam penulisan,

Bab V

~ Kependudukan

107

d.

cantumkan pendapat dan saran dari narasumber atau dari peserta yang

disetujui narasumber.

Untuk lebih jelasnya mengenai diskusi panel dan seminar perhatikanlah bagan

berikut ini!

Gambar bagan diskusi panel

Gambar bagan seminar

Berikut ini contoh rangkuman seminar bahasa

Tantangan Hidup dan Mati:

Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

pada Era Globalisasi

oleh: Demas Marsudi

Pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sampai saat ini masih dililit

berbagai problematika. Dengan adanya aturan kebahasaan, sebagian orang merasa

terkebiri pikirannya, terpasung dalam pengungkapan maksud tertentu, tidak bebas

berartikulasi, dan masih banyak lagi alasan lain yang mengarah pada pernyataan

tidak setuju dengan adanya aturan kebahasaan.

PANELIS I

PANELIS II

PESERTA DISKUSI PANEL

MODERATOR

NOTULIS

PEMRASARAN

MODERATOR

PESERTA SEMINAR

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

108

Di sisi lain, para pemerhati bahasa bersikeras untuk selalu merawat, meneliti,

dan menghimbau agar masyarakat mampu dan mau berbahasa dengan bahasa

Indonesia yang baik dan benar. Dua sikap pro dan kontra dalam menyikapi norma

bahasa itu hidup dan bertumbuh di tengah masyarakat pemakai bahasa. Melihat

dikotomi tersebut, pada

Bulan Bahasa

ini penulis ingin mengungkap beberapa

fenomena, menganalisis, dan menawarkan solusi atas permasalahan yang ada.

Historika Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai sejarah panjang, baik eksistensinya, kuantitatif

masyarakat pemakainya, maupun norma- norma yang mengaturnya.

Menurut sejarahnya, bahasa Indonesia diambil dari bahasa Melayu yang digunakan

sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Beberapa prasasti yang dapat ditemukan sebagai

bukti, antara lain: Kedukan Bukit (683), Talang Tuwo (684), Telaga Batu, Kota

Kapur, Karang Berahi (686).

Penggunaan bahasa Melayu saat itu sangat pesat karena didukung letak selat

Melaka yang strategis bagi jalur perdagangan maupun penyebar agama; baik dari

masyarakat lokal maupun bangsa asing, misalnya bangsa Portugis, Cina, India,

Belanda, dan sebagainya. Dengan alasan kepraktisan itulah, bahasa Melayu

digunakan sebagai

lingua franca

di seluruh Nusantara.

Pada tanggal 28 Oktober 1928, pemuda Indonesia mengadakan kongres di

Jakarta. Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah menobatkan bahasa Indonesia

sebagai bahasa nasional yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa (khususnya

kaum muda) dalam menghadapi penjajah saat itu.

Singkat cerita, setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan

tahun 1945, mulai saat itu bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa negara

yang secara hukum tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV,

Pasal 36. Adapun fungsi praktisnya, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa

resmi dalam menjalankan pemerintahan.

Dalam pertumbuhannya sampai saat ini, bahasa Indonesia mengalami

penyempurnaan yang berulang-ulang oleh pihak yang terkait. Proses itu bukanlah

pekerjaan yang ringan, sebaliknya merupakan pekerjaan besar yang menyita banyak

pikiran, waktu, tenaga, bahkan dana yang secara kuantitatif serta kualitatif terhitung

besar.

Oleh sebab itu, apabila masyarakat pemakai bahasa tidak mau berusaha

merawat atau mengembangkannya, sejarah panjang itu akan menjadi sia-sia dan

tidak ada artinya.

Implikasi Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Sebagai makhluk sosial sekaligus makhluk praktis (

homo social

dan

homo

practicus

), kita membutuhkan sarana untuk berinteraksi dengan sesama. Dalam

perkembangan peradaban manusia selama ini, sarana komunikasi yang relatif

langgeng “dapat bertahan lama” adalah bahasa.

Untuk menciptakan komunikasi yang harmonis, pemerhati bahasa berusaha

seoptimal mungkin meneliti dan mengembangkan bahasa sembari menentukan suatu

aturan dan tuntunan untuk berbahasa dengan santun.

Bab V

~ Kependudukan

109

Pada masa orde baru, Presiden Soeharto mencanangkan sebuah himbauan

yang berbunyi, “Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar!”

Baik

artinya

kata-kata yang digunakan oleh seorang komunikator sesuai dengan situasi dan kondisi

komunikasi sehingga komunikan dapat menangkap konsep yang sama dan dapat

memberikan respon yang cocok.

Benar

artinya kata-kata yang digunakan oleh

komunikator tidak menyalahi norma bahasa yang berlaku.

Jadi, implementasi pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai

pengertian bahwa penyampaian bahasa tersebut dapat dipahami oleh kedua belah

pihak yang berkomunikasi dengan cara yang tidak menyalahi norma bahasa yang

sudah distandardisasikan.

Fenomena Bahasa, Analisis, dan Solusinya

Setiap berbicara tentang bahasa baku atau normatif, sebagian masyarakat

baik itu orang awam maupun terpelajar menjadi traumatis. Mereka bertanya tanya,

“Apakah bahasa Indonesia yang baik dan benar itu dapat terwujud? Apakah semua

itu bukan sekadar slogan semata yang hanya pantas ditanyakan di dunia antah-

berantah (dunia khayal)?” Untuk menjawab semua itu, perlu kita telusuri fenomena

bahasa yang berkembang di tengah masyarakat pemakainya.

Suatu kasus terjadi, seseorang yang bernama Samudra berkata kepada seorang

bapak yang berdagang es, “Pak ... tolong minta esnya satu gelas dong!” “Baik

Mas Samudra!” Setelah es diberikan dan dibayar Samudra pun berlari-lari sambil

berucap, “Terima kasih Pak ... makasih ... !” Pada kasus ini terjadi pemakaian

bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar menurut norma bahasa Indonesia.

Kata

minta

menurut W.J.S. Poerwadarminta mempunyai pengertian berharap

supaya diberi atau mendapat sesuatu. Samudra dan pedagang es itu dapat

mengadakan komunikasi dengan lancar dan keduanya mendapatkan kepuasan

karena mereka tahu benar proses interaksi itu. Samudra menyadari bahwa pedagang

itu menjual es untuk mencari nafkah dan pedagang pun tahu bahwa kata

minta

itu

dimaksudkan untuk membeli. Barangkali reaksi seorang bapak itu menjadi lain

apabila yang datang adalah anak yang lusuh, haus, dan berkata, “Pak ... tolong

minta esnya satu gelas, dong!” Barangkali jawabnya menjadi, “Minta ... beli, dong!”

atau seorang bapak itu menjawab

ya

sambil membuat es, tetapi dalam hati kecilnya

tidak akan mengharapkan uang dari anak tersebut.

Kasus lain terjadi, seorang mahasiswa fakultas pertanian mengadakan

penelitian dan penyuluhan ke kampung dan berbincang-bincang dengan para petani

awam yang tidak terpelajar. Mahasiswa tersebut berkata, “Wah, bagus sekali

tanaman Bapak-Bapak. Tanaman Bapak-Bapak ini mengandung banyak klorofil

yang sangat bermanfaat untuk mengadakan fotosintesis. Sebaiknya Bapak-Bapak

merawat tanaman ini dengan lebih intensif sehingga Bapak-Bapak dapat

memperoleh hasil secara maksimal.” Mendengar kata-kata mahasiswa itu, petani

pun mengangguk-angguk sembari memberikan senyuman. Akan tetapi, di balik itu

semua ada kenyataan yang menggelikan, yaitu banyak petani yang belum mengerti

penyuluhan itu karena ada “kata-kata kampus” yang dilontarkan tanpa disadari

siapa pihak lain yang diajak berbicara.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

110

Kata-kata itu antara lain

klorofil

,

fotosintesis

, dan

intensif

. Dalam kasus ini ucapan

mahasiswa tersebut memang benar. Akan tetapi, penggunaan kata-kata tersebut

tidak baik karena situasi dan kondisi pihak yang diajak berbicara kurang mendukung.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan penggunaan kalimat yang

tidak benar menurut aturan bahasa, misalnya:

1.

Masa gua harus ngerjain kerjaan itu sih. Emang gua adik elu!

2.

Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk!

3.

Oleh karena barang-barang ilegal yang disimpan itu diminta polisi, gembong

perampok itu segera ambil dan serahkannya kepada polisi.

4.

Kepada

Yth. Bapak Kepala Sekolah SMU Negeri 1

Jalan Monginsidi no. 54

Surakarta.

5.

Kepada semua warga Sumber Nayu RT 01 / RW XII dimohon

mengibarkan bendera mulai tanggal 10 - 31 Agustus 2003.

Dengan mengkaji contoh tersebut, kita rasakan bahwa penggunaan bahasa

yang baik belum tentu benar dan sebaliknya.

Menurut pengamatan penulis, ada dua kelompok besar yang menjadi pangkal

munculnya kesalahan berbahasa, yaitu: pertama, masyarakat bahasa yang belum

mengetahui norma bahasa, dan yang kedua yaitu masyarakat bahasa yang sudah

mengetahui norma bahasa.

Dari masyarakat yang belum mengetahui norma bahasa, munculnya kesalahan

dapat disebabkan sikap yang belum tahu itu berkembang dalam ketidaktahuannya.

Artinya, orang yang berbicara itu sekadar mengandalkan kemampuan yang

dimilikinya, yang penting dapat mencapai maksud. Akan tetapi, kemungkinan lain

dapat terjadi bahwa orang yang belum tahu norma bahasa itu selalu berusaha untuk

mengungkapkan bahasa yang tepat dan benar, namun karena keterbatasannya itulah

dia tetap belum dapat benar.

Dari masyarakat yang sudah mengetahui norma bahasa, munculnya kesalahan

berbahasa disebabkan dua sikap, yaitu: pertama, sikap pemakai bahasa yang tidak

mau diatur, dia ingin selalu bebas. Walaupun tahu pemakaian bahasanya salah,

orang itu akan membiarkan begitu saja karena itulah yang diinginkannya.

Orang

gaul mengatakan bahwa cuek is the best

; sikap kedua yaitu orang yang sudah

mengetahui norma bahasa dan selalu berusaha untuk benar. Namun demikian, usaha

itu kandas karena keterbatasan kemampuannya.

Dengan mencermati uraian di atas, kita dapat menemukan beberapa faktor

penghambat langkah perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.

Faktor yang dimaksudkan adalah sebagai berikut.

1. Kurang Sadar

Sebagian masyarakat kurang menyadari arti pentingnya berbahasa dengan

baik dan benar. Ada dua tipe masyarakat yang kurang sadar ini, yaitu: orang yang

benar-benar belum mengetahui norma bahasa, dan yang lain adalah orang yang

sudah mengetahui norma bahasa, tetapi bersikap

semau gue

.

Bab V

~ Kependudukan

111

2. Banyaknya Dialek

Menurut penelitian, Indonesia mempunyai lebih dari 250 macam dialek dan

dalam praktik keseharian dialek tersebut sangat pekat dengan masyarakat

pemakainya sehingga sering dianggap sebagai bahasa ibu. Begitu pekatnya bahasa

tersebut, apabila orang bersangkutan ingin mengungkapkan bahasa Indonesia,

mereka sering mencampuradukkan dialek yang dimilikinya ke dalam bahasa

Indonesia. Kasus tersebut mungkin tidak disengaja oleh penuturnya, tetapi mungkin

saja disengaja dengan harapan dialek tersebut dapat mengungkapkan maksud atau

perasaan yang tepat bagi penuturnya. Dengan demikian, terjadilah bahasa campuran

yang tidak benar lagi menurut norma bahasa Indonesia.

3. Paham Paternalistik

Walaupun reformasi sudah berjalan, tampaknya paternalisme masih kental di

tengah masyarakat kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin merupakan figur

masyarakat yang menjadi sentral percontohan. Oleh sebab itu, terjadinya

penyimpangan bahasa seorang pemimpin merupakan

virus kesalahan

bagi

masyarakat yang pada ujungnya akan merusak bahasa yang baik dan benar.

4. Bahasa Prokem

Bahasa prokem merupakan bahasa slang atau oleh

anak gaul

sering disebut

bahasa

slengekan

. Bahasa ini digunakan oleh penuturnya secara spontan tanpa memikirkan

norma bahasa. Penuturan prokem ini biasanya bertujuan untuk memuaskan perasaan

secara temporal saja sehingga biasanya bahasa tersebut digunakan secara tidak

resmi. Dengan demikian, penggunaan bahasa prokem secara frekuentatif cenderung

mengarah pada penyimpangan bahasa yang baik dan benar.

5. Kemalasan

Boleh dikatakan bahwa kemalasan merupakan puncak penghambat

terwujudnya bahasa yang baik dan benar. Kata

malas

di sini mempunyai dua

pengertian pokok, yaitu: pertama, malas mencari informasi norma bahasa dan, yang

kedua malas menerapkan norma, bahasa dalam praktik kebahasaan walaupun sudah

mengetahuinya.

Solusi

Bahasa Indonesia yang baik dan benar beserta praktik pemakaiannya

mempunyai permasalahan yang pelik dan kompleks. Oleb sebab itu, penanganan

masalah ini tidak dapat dilakukan secara terkotak-kotak, tetapi harus dilakukan

secara terpadu dan serentak serta berkesinambungan.

Ada beberapa pilar yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan dan merawat

pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pilar-pilar yang dimaksudkan

antara lain:

1. Pemerintah

Pemerintah merupakan penguasa yang menjadi sumber hidup dan matinya sistem

kenegaraan, salah satunya adalah sistem kebahasaan. Untuk itu, pemerintah harus

menentukan strategi yang benar-benar efektif. Dengan departemen yang berkaitan

dengan bahasa, pemerintah dapat mengamati perkembangan bahasa Indonesia.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

112

Ingat, bahasa Indonesia adalah bahasa yang masih hidup, artinya bahasa itu masih

digunakan oleh masyarakat luas dan mengalami perkembangan secara pesat. Oleh

sebab itu, setiap pengamatan sebaiknya menemukan inovasi yang dapat

dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, bahasa Indonesia selalu dinamis dan

hidup sepanjang masa dengan tidak pernah putus seperti terlihat pada bagan berikut

ini.

Setelah menemukan inovasi, sebaiknya pemerintah mengadakan pembakuan

dan menyosialisasikan penemuan tersebut ke departemen-departemen lain,

sekolah-sekolah, media massa, dan masyarakat yang secara potensial mampu

mendukung terwujudnya pemakaian bahasa yang baik dan benar.

2. Sekolah

Sekolah merupakan pangkal pengajaran formal yang dominan. Oleh sebab itu,

menuntut perhatian yang lebih bila dibandingkan dengan yang lain. Mengapa

demikian? Jawabnya yaitu karena sekolah merupakan sumber daya manusia yang

pada akhirnya akan menduduki posisi-posisi penting dan mengatur masyarakat

sehingga pengatur tersebut menjadi figur yang patut dicontoh. Ada dua strategi

pokok pengajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar di setiap sekolah. Strategi

yang dimaksudkan, yaitu sebagai berikut.

a.

Penyadaran Sikap

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengajaran bahasa adalah

menyadarkan siswa untuk bersikap positif terhadap pemakaian bahasa yang baik

dan benar. Dengan adanya kesadaran inilah siswa akan mempunyai keingintahuan

norma bahasa. Dan dengan bekal pengetahuan norma tersebut, apabila mereka

melakukan kesalahan berbahasa, mereka akan sadar dan pasti akan kembali pada

praktik bahasa yang benar.

DUGAAN/

HIPOTESIS

INOVASI

TEORI/

INFORMASI YANG

SUDAH ADA

KESIMPULAN

EMPIRIS

OBSERVASI/

SURVAI

Bab V

~ Kependudukan

113

b. Pemberian Keterampilan

Langkah lanjutan setelah siswa mempunyai sikap positif terhadap pemakaian

bahasa yang baik dan benar adalah pemberian keterampilan pada siswa.

Keterampilan ini harus menyangkut tiga hal, yaitu:

berpikir, bertutur,

dan

bertindak/berkarya

. Perlu diingat bagi seorang guru, sebelum keterampilan

itu diberikan, siswa harus dibekali konsep norma bahasa Indonesia yang baik dan

benar secara mantap. Pembekalan ini merupakan salah satu cara untuk

menyosialisasikan norma bahasa yang sudah dibakukan oleh pemerintah melalui

departemen yang mengurusi bahasa. Dalam keterampilan berpikir, siswa dapat

diajak untuk

memahami konsep-konsep dengan cara membaca atau mendengarkan

ceramah; diajak untuk merenungkan sesuatu dan menemukan konsep baru hasil

pemikirannya. Langkah ini seorang guru dapat menggunakan literatur-literatur yang

dihasilkan para pemerhati bahasa atau Lembaga Pusat Penelitian Bahasa.

Dalam keterampilan bertutur, siswa diharapkan dapat mengartikulasikan semua

pesan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pengungkapan bahasa

di sini dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain: membaca bersuara,

berdeklamasi, berpidato, mengatur acara, berdiskusi, atau dengan cara lain yang

berorientasi pada kefasihan berbahasa. Keterampilan bertutur ini dapat dilakukan

secara terencana atau bahkan dapat dilakukan secara mendadak/spontan.

Dalam keterampilan bertindak atau berkarya, pengajaran dapat dilakukan dengan

mengajak siswa untuk mengungkapkan pesan alam bahasa tulis. Langkah ini antara

lain dapat dilakukan dengan mengajak mengerjakan tugas di kelas; membuat surat,

membuat paragraf, membuat cerpen, membuat opini, mengulas gambar, membuat

mading majalah sekolah, dan sebagainya. Bila memungkinkan, karya siswa tersebut

dikirimkan ke media massa agar dapat diuji dan dikritik oleh masyarakat.

3. Media Massa

Media massa di Indonesia yang berpotensi untuk membangun penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar antara lain: televisi, radio, koran, majalah,

VCD, dan sebagainya. Media tersebut hampir setiap hari menyampaikan informasi,

baik informasi tertulis maupun informasi berupa lisan. Oleh sebab itu, pada bagian-

bagian tertentu harus didudukkan personal-personal yang benar-benar mengetahui

norma bahasa. Dengan demikian, penyeleksian informasi yang akan ditampilkan

baik itu berupa tulisan maupun lisan dapat terkontrol secara baik dan benar.

4. Masyarakat

Salah satu faktor yang merupakan pilar hidup dan matinya suatu sistem

kebahasaan adalah masyarakat. Bila kita cermati, ternyata masyarakat merupakan

pilar yang sangat kompleks sebab anggota yang berada di dalamnya mungkin berupa

pemerhati, peneliti, objek penelitian, sasaran sosialisasi keputusan, atau personal

yang berkedudukan lainnya. Jadi, masyarakat mempunyai anggota yang heterogen.

Pengajaran yang tepat untuk masyarakat ini sebaiknya bersifat terpadu dan berupa

suatu penyuluhan.

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

114

Lebih baik lagi, apabila pengajaran itu berupa himbauan, misalnya: yang menjadi

penulis menulislah dengan baik dan benar; yang menjadi pemimpin memimpinlah

dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar; yang dipimpin jadilah orang

yang tidak hanya ikut-ikutan dan sebagainya. Jadi, pengajaran kepada masyarakat

ini harus dilakukan secara terus-menerus.

Kesimpulan

Memperhatikan realita yang berkembang di tengah masyarakat, kita sebagai

pemerhati bahasa harus menyadari bahwa pemakaian bahasa Indonesia yang baik

dan benar memang tidak mungkin terlaksana secara sempurna. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor, di antaranya: tingkat pendidikan penutur, keperluan komunikasi

yang bermacam-macam, suasana komunikasi, psikis penutur, emosi, sikap, dan

sebagainya.

Namun demikian, kita harus yakin bahwa norma bahasa tetap akan menuntun

para pengguna bahasa untuk menuju ke kesempurnaan. Oleh sebab itu, pihak-

pihak terkait yang berpotensi merawat dan mengembangkan pemakaian bahasa

Indonesia yang baik dan benar sebaiknya tidak bosan-bosan untuk meneliti

perkembangan bahasa dan mempublikasikan hasilnya kepada masyarakat umum.

Pihak terkait yang dimaksudkan, antara lain: pemerintah, media massa, sekolah

(guru), dan masyarakat.

Dengan adanya kerja sama berbagai pihak tersebut, tidak mustahil mental

pemakai bahasa akan menuju sikap positif terhadap norma bahasa. Penyimpangan-

penyimpangan yang terjadi di tengah masyarakat akan menjadi bahan penelitian

pemerhati bahasa; setiap penelitian akan menghasilkan inovasi-inovasi yang sudah

mengalami pembakuan akan digunakan sebagai pedoman masyarakat di dalam

praktik bahasa dan seterusnya. Begitulah hendaknya rantai penggunaan bahasa

sehingga tiada putus-putusnya.

Dengan demikian, pertanyaan besar

Hidup atau mati pemakaian bahasa

Indonesia yang baik dan benar pada era globalisasi?

Dapat kita jawab dengan

tegas dan optimistis

Hidup dan akan selalu hidup!

Sumber: Buwanatama, 2004

1.

Setiap siswa marilah mencoba merumuskan apa yang dimaksud penggunaan

bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut materi seminar di atas!

2.

Faktor apa saja yang dapat menghambat penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar ?

3.

Pekerjaan yang sudah kita buat dapat kita diskusikan dengan kelompok,

kemudian memberikan komentar untuk saling melengkapi!

Latihan

Bab V

~ Kependudukan

115

2. Menulis Rangkuman yang Berisi Pendapat atau Saran yang

Muncul dalam Diskusi

Rangkuman diartikan sebagai ringkasan dari suatu uraian pembicaraan

atau tulisan. Rangkuman ini dimaksudkan agar seseorang dapat lebih mudah

memahami isi uraian pembicaraan atau tulisan. Salah satu contoh yang dapat

dijadikan rangkuman dalam suatu pembicaraan adalah diskusi panel dan seminar.

Dalam sebuah diskusi atau seminar pastilah muncul berbagai pendapat

dan juga saran. Setiap peserta diskusi atau seminar memiliki pendapat yang

berbeda-beda. Dari berbagai pendapat yang berbeda tersebut, pada akhirnya

akan disatukan sehingga tujuan utama dari diskusi atau seminar dapat tercapai.

Langkah-langkah yang dapat Anda tempuh untuk menuliskan rangkuman

yang berisi pendapat yaitu dengan:

a.

ikutilah jalannya diskusi secara keseluruhan,

b.

catatlah seluruh pendapat dan saran yang diungkapkan dalam diskusi,

c.

tulislah dengan menggunakan kalimat yang efektif yaitu kalimat yang tidak

mubazir dan bertele-tele,

d.

tuliskanlah hal-hal yang perlu atau informasi yang penting dari pendapat

tersebut,

e.

daftarlah dan saringlah seluruh pendapat dan saran yang dicatat. dalam hal

ini suatu pendapat tidak boleh keluar dari topik yang dibicarakan,

f.

gunakanlah bahasa yang baku. Contohnya dalam hal ejaan, tata bahasa,

diksi/pilihan kata, kosakata.

Langkah-langkah tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

ketika Anda akan membuat sebuah rangkuman pendapat dan saran.

Marilah Anda buat kelompok diskusi yang beranggotakan 5 orang, kemudian

Anda rangkum berbagai pendapat dan saran yang dikemukakan dalam diskusi

tersebut!

3. Membatasi Isi Rangkuman dalam Kelompok

Cara yang dapat dilakukan untuk membatasi isi rangkuman yaitu dengan

mendaftar pendapat-pendapat yang masuk akal dan sesuai dengan konteks

pembicaraan. Setelah itu pendapat-pendapat yang sudah diklasifikasikan tersebut

dapat digabungkan.

Setelah Anda mendata dan mengklasifikasikan pendapat-pendapat yang

masuk akal dan sesuai konteks pembicaraan, maka Anda pun dapat membuat

ringkasan dengan panduan pendapat-pendapat tersebut sehingga rangkuman yang

Anda buat tidak akan keluar dari pokok pembicaraan.

Latihan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

116

Marilah kita buat kelompok diskusi yang beranggotakan 5 orang, kemudian kita

rangkum berbagai pendapat dan saran yang dikemukakan dalam diskusi tersebut!

1.

Bentuklah kelompok dengan anggota 5-6 orang!

2.

Adakanlah diskusi kelompok! Temanya bebas.

3.

Rangkumlah kegiatan diskusi tersebut!

4.

Kumpulkan pekerjaan Anda kepada guru!

B.

MENYAMPAIKAN HASIL PENELITIAN

1. Menuliskan Pokok-pokok yang Akan Disampaikan dalam

Presentasi Hasil Penelitian

Pada dasarnya, ada tiga bagian penting yang harus diungkapkan dalam

sebuah laporan penelitian, yaitu pendahuluan/pembuka, isi, dan penutup. Masalah

lengkap atau tidaknya sebuah penelitian tergantung dari kekompleksitasan

penelitian dan waktu yang tersedia untuk penelitian tersebut.

Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diungkapkan dan cara

mengemukakan hasil penelitian.

a.

Pendahuluan

1) Sebagai pengantar, Anda dapat langsung mencantumkan nama peneliti

perorangan atau kelompok.

2) Cantumkan tempat dan objek penelitian.

3) Berikan alasan dan latar belakang pemilihan permasalahan.

4) Berikan tujuan penelitian dan teknik penulisannya.

5) Terakhir Anda tunjukkan sistematika penulisan.

b.

Isi

Pada bagian ini, Anda ungkapkan semua hasil baik penelitian primer maupun

sekunder. Untuk menjaga agar tidak kacau dalam membuat laporan, sebaiknya

kelompokkan masalah ke dalam bab-bab dan subbab tersendiri.

c.

Penutup

Anda ungkapkan simpulan hasil penelitian. Selain itu, kemukakan pula

saran untuk pembaca dan saran yang diharapkan dari pembaca.

Latihan

Tugas Mandiri

Bab V

~ Kependudukan

117

1.

Tulislah satu topik dan catatlah unsur-unsur pokok untuk diteliti!

2.

Lakukan penelitian kecil bersama temanmu!

3.

Susunlah hasil penelitian Anda dalam bentuk karangan ilmiah!

2. Menjelaskan Proses Penelitian dengan Kalimat yang Mudah

Dipahami

Proses penelitian, tergantung pada besar kecilnya proyek yang

dilaksanakan. Semakin besar proyek yang harus dikerjakan, semakin kom-

plekslah permasalahannya, dan semakin rumit pula prosesnya. Hal lain yang

tidak kalah penting adalah cara penulis menjelaskan hasil penelitiannya sehingga

mudah diterima dan dipahami. Kalimat yang digunakan sebaiknya efektif dan

sesuai dengan kaidah bahasa yang baku.

Untuk penelitian yang serius, sangat dibutuhkan ketelitian pengamatnya.

Bila perlu, peneliti harus mengkaji secara ulang agar hasil penelitian yang

diperolehnya dapat dipertanggungjawabkan dengan kuat. Beberapa langkah yang

harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah sebagai berikut.

a.

Pada saat peneliti berhasil menentukan topik penelitian, harus tahu betul

mengenai teori-teori mengenai hal itu. Dengan menelusuri pada narasumber

yang dapat dipercaya, baik langsung maupun tidak langsung. Informasi itu

dapat dicari dengan wawancara, mendengarkan radio, TV, kaset, atau media

yang lain.

b.

Setelah mendapatkan informasi secara kompleks peneliti dapat menentukan

suatu hipotesis atau dugaan yang bersifat sementara. Dugaan tersebut dapat

ditemukan dengan mengambil simpulan dari informasi yang ada.

c.

Mengadakan survei. Langkah ini merupakan pencarian data secara primer.

Apabila data sudah cukup, peneliti dapat melakukan perbandingan,

penyilangan, pencampuran, perpaduan dan sebagainya, sesuai dengan tujuan

yang sudah ditentukan.

d.

Apabila penelitian sudah dilakukan secara berulang dan mendapatkan hasil

sama, peneliti mengambil simpulan akurat (simpulan empiris).

e .

Selanjutnya, simpulan empiris ini diuji kebenarannya dengan membandingkan

hipotesis/simpulan terdahulu. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi,yaitu

ada kesamaan atau tidak ada kesamaannya.

Apabila sama dengan dugaan terdahulu, ini artinya peneliti sekadar

menemukan pembuktian teori yang ada. Apabila tidak sama, peneliti

menemukan hal yang baru atau inovasi.

Latihan

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

118

Dalam ilmu pengetahuan, penelitian yang baik harus menemukan hal yang

baru atau inovasi. Inovasi itu harus dapat dipertanggungjawabkan dan dapat

dipercaya oleh masyarakat umum sehingga memungkinkan dimanfaatkan oleh

peneliti lain sebagai landasan teori.

Begitu seterusnya, dengan demikian rantai ilmu pengetahuan tidak akan

putus seperti terlihat pada gambar sebagai berikut.

Sebelumnya, Anda telah menyusun karangan ilmiah. Sekarang sampaikanlah

karangan kelompok Anda di depan kelas! Guru bersama siswa yang lain akan

memberikan tanggapan.

Untuk menguji kemampuan Anda, cobalah mengadakan penelitian sederhana

yang bertema kependudukan dengan mengambil topik pengangguran. Dengan

isu topik yang sudah ditentukan tersebut, Anda coba menentukan proses penelitian

sesuai urutan-urutan seperti bagan di atas sampai pengambilan simpulan dengan

kalimat yang mudah dipahami!

DUGAAN/

HIPOTESIS

INOVASI

TEORI/

INFORMASI YANG

SUDAH ADA

KESIMPULAN

EMPIRIS

OBSERVASI/

SURVAI

Latihan

Tugas Mandiri

Bab V

~ Kependudukan

119

C.

MEMBACA CEPAT

1. Membaca Cepat ± 300 Kata per Menit

Reading is habit!

“membaca adalah suatu kebiasaan”. Pernyataan

tersebut dapat diberi pengertian bahwa setiap orang akan mempunyai kemampuan

membaca cepat apabila terbiasa melakukannya. Membaca cepat juga merupakan

sebuah keterampilan.

Membaca cepat adalah proses memahami suatu bacaan dengan kecepatan

tinggi. Dengan demikian, dalam waktu yang relatif singkat seorang pembaca

cepat dapat memahami bacaan yang relatif banyak.

Ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan untuk memperoleh

hasil secara optimal dalam membaca cepat, yaitu:

a.

Anda jangan membaca kata demi kata, tetapi per kelompok kata atau makna,

b.

bacalah semua teks dari atas ke bawah,

c.

pandangan mata sebaiknya diarahkan ke bagian tengah teks dan tidak perlu

menoleh-noleh. Mata dapat bergerak ke kanan dan ke kiri, namun pada

prinsipnya pandangan harus kembali ke tengah.

Untuk melatih kecepatan membaca, berikut ini disajikan teks bacaan yang

berisi 465 kata. Setiap kelipatan 25 kata teks tersebut diberi angka agar Anda

dapat mengecek kecepatan dengan mudah.

Cobalah berlatih membaca cepat teks yang berjudul

Stop Merokok,

Bukan Ganti Mild

berikut ini!

Stop Merokok, Bukan Ganti Mild

Bunuh Ribuan Sel, Perlambat Daya Pikir

BANYAK

yang beranggapan, mengganti jenis rokok kretek menjadi rokok

mild

(rendah kandungan nikotin dan tar) akan

(25)

mengurangi efek negatif rokok.

Ternyata, anggapan tersebut tidaklah benar. “Selama yang diisap itu adalah

tembakau, maka efeknya sama saja, “ tegas Dr. dr. Kabat Sp.P.

(50)

Efek negatif

. Spesialis paru dari RSU dr. Soetomo Surabaya ini menjelaskan,

rokok berfilter ataupun rokok mild tetap akan memberi efek negatif bagi tubuh.

“Yang terpenting bukanlah jumlah nikotinnya.

(75)

Tapi, kandungan zat-zat lain

yang ada pada tembakau di dalam rokok,” jelas staf pengajar ilmu penyakit paru

FK Unair ini.

Meski kadar nikotinnya lebih rendah

(100)

, namun kandungan zat-zat lain

dalam tembakau belum tentu berada dalam jumlah yang lebih rendah pula. Pada

penggunaan sehari-hari, zat-zat ini akan terakumulasi dalam peredaran darah.

(125)

Semakin sering mengisap rokok, maka kandungan zat-zat ini akan terus menumpuk.

Pada ambang tertentu akan mengakibatkan hal-hal negatif pada tubuh,” katanya.

(150)

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

120

Padahal, ambang setiap orang akan efek zat-zat tersebut berbeda. Manifestasi

dari efek negatif rokok juga berbeda-beda. “Gangguannya bisa pada pembuluh

darah, jantung, paru-paru, bahkan fungsi

(175)

seksual,” ungkapnya. Karena itu,

seberapa pun jumlah zat tersebut di dalam tubuh, tetap akan membawa efek negatif.

Ribuan racun

. Masih menurut Kabat, dalam sebatang rokok terkandung ribuan

(200)

zat berbahaya. “Semua zat itu bersifat racun,” ujarnya. Bahan-bahan tersebut,

lanjutnya, akan mengiritasi saluran pernapasan, merusak paru-paru, serta menjadi

pemicu kanker. “Tak hanya di paru-paru.

(225)

Kanker ini bisa terjadi pada semua

bagian tubuh yang dilewati oleh asap rokok.”

Selain itu, meski berganti jenis rokok, si perokok tetap akan mendapatkan efek

negatif yang sama dari hasil pembakaran

(250)

batang rokok tersebut. “Proses

pembakaran rokok ini menghasilkan gas karbon monoksida (CO),” jelasnya. Di

dalam darah, gas ini akan berikatan dengan hemoglobin darah. “Akan terbentuk

ikatan HbCO yang

(275)

sifatnya toksin (beracun,

Red.

)”, jelasnya. Padahal,

seharusnya hemoglobin - sebagai protein yang ada dalam sel darah merah-berikatan

dengan oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh.

(300)

Dampaknya, semakin banyak gas CO yang terisap, suplai oksigen dalam tubuh

ikut berkurang. “Itu karena daya ikat CO 250 kali lebih kuat dibandingkan daya

ikat oksigen pada hemoglobin,” ujar Kabat. Jadi, ketika terdapat gas CO dan oksigen,

hemoglobin lebih memilih HbCO-nya untuk diikat”. “Jadi, pada perokok kadar

HbCO-nya pasti lebih tinggi,” katanya.

Pembunuh sel

. Dalam perjalanannya

(350)

HbCO ini akan sampai pada

sirkulasi pembuluh darah otak. “Di sinilah racun ini akan membunuh lebih banyak

sel otak,” terangnya. Dijelaskan, pada rokok jenis apapun, setiap 20 batang akan

menyebabkan kematian sekitar enam ratus ribu sel di dalam tubuh. “Jadi, pada

dasarnya rokok itu lebih jahat dari sel kanker,” ujar Kabat.

Pada akhirnya, dengan terbunuhnya jutaan

(400)

sel otak ini akan

mengakibatkan menurunnya daya pikir serta konsentrasi. “Jadi, salah kalau ada

yang mengatakan rokok akan membuat berpikir lebih cepat. Yang terjadi, justru

orang akan berpikir

(435)

lebih lambat karena rokok,” tandasnya. Itu sebabnya,

mengganti jenis rokok tak akan mengurangi masalah.

“Yang paling penting adalah mencari cara untuk meng-hentikannya”, tegasnya.

Dengan menghentikan penggunaan rokok, setidaknya orang tersebut akan mencegah

bertumpuknya racun yang ada di dalam tubuh.

(465) (wie)

Sumber: Jawa Pos, 13 November 2004

Bab V

~ Kependudukan

121

2. Cara menghitung kecepatan membaca

Telah diungkapkan bahwa siswa kelas dua dituntut mampu membaca 300

kata per menit. Ini berarti bahwa setiap detik siswa harus membaca rata-rata 5

kata, baik itu kata yang panjang maupun kata yang pendek.

Kita yakini bersama bahwa kecepatan membaca setiap siswa tidak sama.

Untuk itu, cobalah menghitung kecepatan membaca Anda dengan cara berikut

ini.

Oleh karena praktik kita menggunakan perhitungan detik, rumusan akan menjadi

sebagai berikut.

Contoh:

1.

Andi dapat menyelesaikan membaca 300 kata pada saat guru menghapus

angka 12. Ini berarti bahwa Andi membutuhkan waktu 12 X 5 detik = 60

detik.

Angka 60 detik = 1 menit, berarti Andi dapat menyelesaikan membaca

cepat secara ideal, yaitu 300 kata per menit.

2.

Rony dapat menyelesaikan membaca 300 kata pada saat guru menghapus

angka 15. Ini berarti bahwa Andi membutuhkan waktu 15 X 5 detik = 75

detik.

Jadi kecepatan membaca = 300 X 60/75

= 240 kata per menti.

dengan demikian, Rony belum memenuhi target membaca cepat yang ideal,

artinya kurang cepat dalam membaca.

3.

Ida dapat menyelesaikan membaca 300 kata pada saat guru menghapus

angka 10. Ini berarti bahwa Rony membutuhkan waktu 10 X 5 detik = 50

detik.

Jadi kecepatan membaca = 300 x 60/50

= 360 kata per menit

Dengan demikian, Rony sudah melbihi target membaca cepat yang ideal,

artinya sudah sangat cepat.

Kecepatan membaca = 300 :

jumlah waktu yang dibutuhkan

satu menit

Kecepatan membaca = 300 :

jumlah waktu yang dibutuhkan

satu menit

Kecepatan membaca = 300 :

jumlah waktu yang dibutuhkan

60

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

122

1.

Tunjuklah seorang teman untuk menuliskan angka satu, dua, dan seterusnya

sampai angka dua puluh empat pada papan tulis.

2.

Ia akan memberikan aba-aba dimulainya membaca secara serentak.

3.

Setiap lima detik, ia memberikan aba-aba tertentu yang sudah disepakati

dan menghapus satu angka secara urut dimulai dari angka satu.

4.

Jika Anda sudah selesai membaca teks sampai pada angka 300 segeralah

melihat ke papan tulis dan mengingat-ingat angka terakhir yang dihapus

tersebut.

5.

Hitunglah kecepatan membaca Anda dengan rumus berikut ini:

Kecepatan membaca =

Jumlah waktu yang dibutuhkan

300:

Satu menit

=

Satu menit

300

Jumlah waktu yang dibutuhkan

×

2. Menjawab 75 % Pertanyaan yang Tersedia

Seseorang dapat dikatakan berhasil membaca cepat apabila memenuhi kriteria

seperti berikut ini:

a.

mampu membaca kata dalam jumlah tertentu (di kelas dua ini Anda dituntut

mempunyai kecepatan

+ 300 kata per menit).

b.

mampu memahami isi bacaan dan menjawab minimal 75% dari pertanyaan

yang ada.

c.

mampu mengungkapkan kembali isi teks secara garis besar.

Setelah Anda membaca

Stop Merokok, Bukan Ganti Mild

, jawablah

pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1.

Banyak orang beranggapan bahwa mengganti jenis rokok kretek men-

jadi rokok mild akan mengurangi efek negatif rokok.

(B/S)

2.

Spesialis paru RSU Dokter Soetomo Surabaya menjelaskan bahwa rokok

berfilter atau mild tetap akan menimbulkan efek negatif bagi tubuh.

(B/S)

Latihan

Latihan

Bab V

~ Kependudukan

123

3.

Kandungan nikotin dalam tembakau yang rendah menunjukkan kandungan

lain dalam tembakau pun rendah.

(B/S)

4.

Pada ambang tertentu tumpukan nikotin tidak berpengaruh negatif pada

tubuh manusia.

(B/S)

5.

Pengaruh nikotin pada tubuh manusia hanya pada paru-paru dan fungsi

seksual.

(B/S)

6.

Belum ada berita bahwa sebatang rokok mempunyai ribuan zat berbahaya.

(B/S)

7.

Pembakaran rokok akan menghasilkan karbon monoksida.

(B/S)

8.

Pada saat seseorang menghisap rokok, suplai oksigen menjadi berkurang

karena banya karbon monoksida yang terisap.

(B/S)

9.

Menurut penelitian, setiap dua puluh batang rokok akan menyebabkan

kematian 600.000 sel otak di dalam tubuh.

(B/S)

10.

Merokok tidak akan berpengaruh pada daya pikir seseorang asalkan rokok

yang diisapnya berganti-ganti merk.

(B/S)

Anda sudah mencapai target membaca cepat apabila dapat menjawab 75 %

dari pertanyaan-pertanyaan di atas.

3. Mengungkapkan Pokok-Pokok Isi Bacaan

Dalam mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan, Anda dapat perolehnya

dengan membaca cepat sebuah teks bacaan. Pokok-pokok tersebut merupakan

garis besar isi teks.

Coba ungkapkan dan catatlah pokok-pokok isi bacaan

Stop Merokok Bukan

Ganti Mild

yang telah Anda baca!

1.

Carilah satu teks yang belum pernah Anda baca kira-kira 600 kata!

2.

Bacalah dengan teknik membaca cepat. Hitunglah kecepatan membaca

Anda!

3.

Diketahui bahwa seorang anak mampu membaca 30 kata dalam waktu 5

detik. Coba hitunglah berapa kecepatan membaca anak tersebut!

Latihan

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

124

D.

MENULIS RINGKASAN ISI BUKU

1. Mendaftar Pokok-Pokok Pikiran Buku yang Sudah Dibaca

Untuk membaca buku dengan jelas, Anda dapat membuat daftar pokok-

pokok pikiran dari buku yang sudah Anda baca tersebut. Hal ini dilakukan supaya

Anda lebih paham mengenai isi buku tersebut. Langkah-langkah yang dapat

Anda lakukan untuk mendaftar pokok-pokok pikiran buku yaitu:

a.

baca keseluruhan isi buku

b.

cari kata-kata sulit dan temukan maknanya

c.

cari dan kita temukan kalimat utama maupun kalimat penjelasnya dalam

tiap paragraf.

Ketiga cara tersebut Anda lakukan untuk mempermudah mendaftar pokok-

pokok pikiran dari suatu buku.

Untuk melatih keterampilan, cobalah Anda cari sebuah buku tentang

kependudukan, Anda baca, setelah itu Anda daftar pokok-pokok pikiran buku

yang sudah Anda baca!

2. Membuat Ringkasan dari Seluruh Buku

Ringkasan buku adalah bentuk tulisan singkat suatu buku hasil membaca

keseluruhannya. Ringkasan memiliki perbedaan dari kutipan dan juga ikhtisar.

Kutipan adalah pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan yang

lain, sedangkan ikhtisar adalah hasil dari menuliskan kembali suatu buku atau

wacana dengan menggunakan kalimat sendiri, dan pengambilan bahan dari dalam

buku atau wacana tidak harus urut per paragraf namun dapat dilakukan secara

acak.

Pembuatan tulisan dalam wacana memerlukan teknik-teknik yang tepat.

Hal ini untuk memberi kemudahan bagi pembaca supaya dapat lebih mudah

memahami maksud dan tujuan penulisan.

Untuk membuat pembaca dapat memahami jalan pikir penulis tidaklah

mudah. Oleh karena itu, penulis dituntut supaya dapat membuat wacana dengan

kalimat yang efektif. Kalimat yang efektif di sini berarti berhubungan pada

penulisannya.

Kalimat yang efektif dapat dibuat dengan cara menuliskan kalimat dengan

tidak bertele-tele atau menggunakan kalimat yang panjang. Penggunan kalimat

yang panjang akan menyulitkan pembaca untuk memahami isi wacana tersebut.

Hal ini dikarenakan adanya penumpukan ide dalam wacana tersebut.

Latihan

Bab V

~ Kependudukan

125

Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang pembaca supaya

lebih mempermudah dalam memahami wacana adalah salah satunya dengan

membuat ringkasan. Pada saat sedang menghadapi ujian, kita dituntut untuk

belajar berbagai macam buku. Untuk mempermudah dalam memahami beberapa

buku tersebut, cobalah membuat ringkasan-ringkasan. Sehingga hal ini

mempermudah kita dalam menyerap pokok-pokok materi pelajaran yang begitu

banyak.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam meringkas sebuah buku

di antaranya:

a.

membaca dan memahami terlebih dahulu buku yang akan diringkas,

b.

mencari pokok-pokok kalimat yang dianggap penting,

c.

mengumpulkan dan menyatukan pokok-pokok kalimat tersebut menjadi

sebuah ringkasan yang mudah dipahami.

3. Mendiskusikan Ringkasan untuk Mendapat Masukan dari Teman

Cara-cara tentang diskusi telah dipaparkan pada bagian yang telah lalu.

Ringkasan yang telah Anda buat tentunya tidak lepas dari kekurangan-

kekurangan. Oleh sebab itu, ada baiknya jika rangkuman yang telah Anda buat

tersebut didiskusikan dengan teman-teman Anda.

Dengan cara demikian Anda akan mendapatkan masukan dari teman-

teman Anda atas ringkasan yang telah Anda buat. Misalnya Anda membuat

ringkasan yang terlalu panjang, kemudian teman Anda menyarankan untuk

membuat lebih ringkas lagi namun isinya masih tetap padat dan jelas.

Untuk menambah kemampuan, coba lakukan petunjuk berikut ini dengan teliti.

1.

Anda cari satu buku yang bertema kependudukan!

2.

Anda buat ringkasan seluruh isi buku yang telah kita baca.

3.

Anda tukarkan hasil ringkasan dengan karya teman untuk dapat dibaca

dan dicari kelebihan dan kekurangannya.

4.

Setelah membaca karya teman, Anda diskusikan ringkasan yang sudah

Anda buat tersebut, kemudian Anda usahakan dapat saling memberikan

komentar dan saran yang membangun!

1.

Carilah sebuah buku lain yang ada di perpustakaan sekolah Anda!

2.

Buatlah ringkasan seluruh isi buku yang telah Anda baca, kemudian

kumpulkan kepada guru Anda untuk dikoreksi kebenarannya!

Latihan

Tugas Mandiri

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

126

1.

Diskusi panel adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang

membicarakan masalah dalam satu waktu dengan pendapat atau latar

belakang ilmu yang berbeda. Seminar yaitu pertemuan yang menghadirkan

seorang narasumber untuk membahas suatu masalah tertentu.

2.

Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan mencatat pokok-pokok yang

dibicarakan dalam diskusi panel dan seminar adalah:

a.

mendengarkan apa yang dibicarakan oleh pembicara

b.

mencatat bagian pendahuluan, isi dan penutupnya secara kronologis;

c.

menulis hal-hal yang penting saja;

d.

menggunakan bahasa yang jelas, baik, dan benar;

e.

memberikan simpulan.

3.

Pada dasarnya, ada tiga bagian penting yang harus diungkapkan dalam

sebuah laporan penelitian, yaitu pendahuluan/pembuka, isi, dan penutup.

4.

Dalam ilmu pengetahuan, penelitian yang baik harus menemukan hal yang

baru atau inovasi. Inovasi itu harus dapat dipertanggungjawabkan dan

dapat dipercaya oleh masyarakat umum sehingga memungkinkan

dimanfaatkan oleh peneliti lain sebagai landasan teori. Beberapa langkah

yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah sebagai berikut:

a.

peneliti harus tahu betul mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

hal tersebut.

b.

setelah mendapatkan informasi secara kompleks peneliti dapat

menentukan suatu hipotesis atau dugaan yang bersifat sementara.

c.

mengadakan survei.

d.

apabila penelitian sudah dilakukan secara berulang dan mendapatkan

hasil sama, peneliti mengambil simpulan akurat (simpulan empiris).

e.

selanjutnya, simpulan empiris ini diuji kebenarannya dengan

membandingkan hipotesis/simpulan terdahulu.

5.

Membaca cepat adalah proses memahami suatu bacaan dengan kecepatan

tinggi. Dengan demikian, dalam waktu yang relatif singkat seorang

pembaca cepat dapat memahami bacaan yang relatif banyak.

6.

Ada beberapa langkah yang perlu Anda perhatikan untuk memperoleh

hasil secara optimal dalam membaca cepat, yaitu:

a.

Anda jangan membaca kata demi kata, tetapi per kelompok kata

atau makna,

b.

bacalah semua teks dari atas ke bawah,

c.

pandangan mata sebaiknya diarahkan ke bagian tengah teks dan

tidak perlu menoleh-noleh. Mata dapat bergerak ke kanan dan ke

kiri, namun pada prinsipnya pandangan harus kembali ke tengah.

Rangkuman

Bab V

~ Kependudukan

127

7.

Seseorang dapat dikatakan berhasil membaca cepat apabila memenuhi

kriteria seperti berikut ini:

a.

mampu membaca kata dalam jumlah tertentu (di kelas dua ini Anda

dituntut mempunyai kecepatan

+ 300 kata per menit),

b.

mampu memahami isi bacaan dan menjawab minimal 75% dari

pertanyaan yang ada,

c.

mampu mengungkapkan kembali isi teks secara garis besar.

8.

Ringkasan buku adalah bentuk tulisan singkat suatu buku hasil membaca

keseluruhannya.

9.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam meringkas sebuah buku

di antaranya:

a.

membaca dan memahami terlebih dahulu buku yang akan diringkas,

b.

mencari pokok-pokok kalimat yang dianggap penting,

c.

mengumpulkan dan menyatukan pokok-pokok kalimat tersebut

menjadi sebuah ringkasan yang mudah dipahami.

Setelah mempelajari materi bab V, Anda mendapatkan banyak wawasan.

Beberapa hal yang sebaiknya Anda sikapi secara positif, yaitu:

1.

bila Anda mengikuti sebuah diskusi atau seminar, sebaiknya Anda dapat

memahami pembicaraan di dalamnya. Untuk itu, Anda selayaknya dapat

merangkumnya dengan mencatat pokok-pokok pikiran yang diungkapkannya,

2.

sebaiknya Anda sadar dalam pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan

benar, terutama dalam permasalahan yang formal, misalnya

mempresentasikan hasil penelitian. Dengan demikian, norma-norma bahasa

dapat terpelihara dan bahasa tersebut tidak pernah mati,

3.

membaca cepat suatu informasi sangat penting. Akan tetapi, lebih penting

daripada itu yaitu memahami isi informasi yang terdapat di dalamnya, dapat

menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut, dan dapat

menyampaikan kembali isi bacaan tersebut,

4.

dengan dapat memahami pada bagian ke-3 tersebut, Anda dapat menulis

ringkasan isi buku dengan baik. tentu saja hendaknya Anda mengetahui

pokok-pokok isinya terlebih dahulu.

Refleksi

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

128

Setelah mempelajari materi bab ini, Anda dapat mengukur kemampuan

Anda dengan mengerjakan soal-soal evaluasi berikut ini.

I. Pilihlah a, b, c, d, atau e sebagai jawaban yang tepat!

1.

Tujuan umum membaca adalah untuk ... .

a.

memperoleh ide-ide utama

b.

memperoleh/mencari informasi

c.

mengetahui urutan/organisasi cerita

d.

membandingkan

e.

mengevaluasi

2.

Sebuah informasi dapat diterima sebagai sesuatu yang benar apabila,

kecuali

... .

a.

sesuai dengan fakta/kenytaan

b.

bukti dan alasannya kurang valid

c.

dikemukakan oleh para ahli di bidangnya

d.

disampaikan dalam tulisan ilmiah, buku teks, dan laporan ilmiah

e.

dapat diterima akal sehat/masuk akal

3.

Berikut ini merupakan kebiasaan-kebiasaan buruk dalam membaca,

kecuali

... .

a .

vokalisasi

b.

gerakan bibir

c.

gerakan mata

d.

menunjuk dengan jari

e.

gerakan kepala

4.

Apabila diketahui jumlah kata yang dibaca = 3000 kata, waktu yang dibutuhkan

= 7 menit 30 detik. Kecepatan membacanya adalah ... .

a.

100 kpm

b.

200 kpm

c.

400 kpm

d.

300 kpm

e.

500 kpm

Evaluasi

Bab V

~ Kependudukan

129

5.

Cara menyampaikan pertanyaan dengan benar ketika sedang melakukan

wawancara adalah ... .

a.

Ngapain Anda menekuni profesi ini?

b.

Sejak kapan Anda menekuni profesi ini?

c.

Kapan sih Anda menekuni profesi ini?

d.

Buat apa Anda menekuni profesi ini?

e.

Kok bisa Anda menekuni profesi ini?

6.

Berikut ini merupakan persiapan-persiapan sebelum melakukan wawancara,

yaitu ... .

a.

mendengarkan pendapat dan tidak menyela dalam menyampaikan interupsi

b.

menghubungi terlebih dahulu orang yang akan diwawancarai

c.

membuat daftar pertanyaan

d.

menentukan pokok-pokok yang akan ditanyakan

e.

menguasai masalah yang akan ditanyakan

7.

Kalimat-kalimat berikut ini menginformasikan suatu peristiwa,

kecuali

... .

a.

perhatian masyarakat terhadap acara itu cukup menggembirakan

b.

ternyata, pertandingan kemarin dimenangkan oleh kesebelasan Taruna Jaya

c.

upacara memperingati hari Pahlawan dilaksanakan oleh seluruh instansi

dan swasta

d.

saya tidak sanggup mengatasinya karena dia kakak kelas saya

e.

peristiwa itu terjadi secara mendadak tanpa ada yang menyangka

8.

Kasihan sekali, tiga penggali batu tewas tertimbun tanah longsor di lokasi

penggalian batu kapur.

Kalimat lain yang sesuai dengan ungkapan perasaan pada kalimat tersebut

adalah ... .

a.

ketiga kurban langsung dimakamkan pada hari itu juga

b.

ketiga kurban yang tewas mendapat perhatian dari kepolisian

c.

masyarakat sekitar ikut berduka cita atas meninggalnya korban

d.

ketiga kurban dapat dievakuasi, walaupun ditemukan ada yang tewas

e.

kasihan sekali, tiga penggali kubur yang tewas tertimbun tanah longsor

9.

Istilah

pemrasaran

di dalam diskusi atau seminar dapat Anda beri pengertian... .

a.

orang yang mengatur pelaksanaan diskusi atau seminar dari awal sampai

akhir

b.

orang yang bertugas membuat notulen

c.

orang yang bertugas membuat dan menyampaikan makalah

d.

orang yang bertugas membagi-bagikan fotokopi makalah

e.

orang yang bertugas menanyakan pertanyaan dalam diskusi atau seminar

Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas XI - Prodi IPA - IPS

130

10.

Koperasi adalah perserikatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan anggotanya.

Oleh karena itu, koperasi selalu berusaha memajukan kesejahteraan anggota,

misalnya dengan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dengan harga

semurah-murahnya.

Pertanyaan yang sesuai dengan isi wacana di atas adalah ... .

a.

Mengapa koperasi dibedakan atas tiga jenis usaha?

b.

Apakah yang dimaksud dengan koperasi?

c.

Bagaimana pengertian koperasi dan macamnya?

d.

Bisakah Anda menjelaskan perbedaan tiga jenis koperasi?

e.

Di manakah kita mendapatkan koperasi?